Minggu, 16 Oktober 2016

Tekanan Darah




BAB I
TUJUAN PRAKTIKUM
A.     Tujuan Kegiatan
1.      Mengetahui pengaruh suhu tubuh terhadap tekanan darah sistole dan diastole.
2.      Mengetahui pengaruh aktifitas tubuh terhadap tekanan darah sistole dan diastole.
B.      Kompetensi Khusus
1.      Mahasiswa dapat melakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole.
2.      Mahasiswa dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah sistole dan diastole.

BAB II
DASAR TEORI
Organisme multiseluler memiliki senuah sistem yang berfungsi untuk mendistribusikan darah ke seluruh tubuh. Sistem tersebut disebut dnegan kardiovasa. Pendistribusian darah ke seluruh tubuh ini berguna untuk mensuplai kebutuhan sel sebagai struktur dasar fungsional kehidupan sehingga kelangsungan hidup organisme dapat terjaga. Organ yang termasuk ke dalam sistem kardiovasa adalah jantung. Jantung memiliki fungsi sebagai pompa darah. Darah yang dipompa oleh janung akan mengalir melalui pembuluh darah (vasa) ke seluruh jaringan. Jantung yang memompa darah selalu berkontraksi terus menerus dan ritmis. Kontraski jantung dapat dirasakan hampir di seluruh pembuluh arteri berupa denyut nadi (pulsus). Denyut atau pulsus ini dapat dijadikan sebuah indikator fungsi fisiologis hewan maupun manusia.
Jantung memiliki syaraf autonom yang terdiri dari syaraf simpatis dan parasimpatis. Syaraf simpatis berfungsi meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung, sedangkan syaraf parasimpatis berperan sebaliknya. Rangsangan syaraf simpatis akan mengakibatkan meningkatkan tekanan darah dan rangsangan syaraf parasimpatis mengakibatkan tekanan darah menurun.
Berdasarkan ukurannya, pembuluh darah (vaskuler) dikategorikan sebagai berikut : aorta, arteri, kapiler, arteriola, venula, vena, dan vena cava. Struktur arteri tersusun atas lapisan endotelium, jaringan ikat, dan otot polos. Struktur arteriola tersusun atas endotelium dan otot polos. Struktur kapiler tersusun atas endotelium.
Denyut nadi dapat dirasakan melalui pembuluh darah superfisial, misalnya arteri radialis. Aorta akan mengembang jika ventrikel berkontraksi, sehingga darah dari ventrikel dapat tertampung dalam airta dan diteruskan ke arteri. Akibat kontraksi jantung yang terus menerus dan secara ritmis dalam rangka mensuplai kebutuhan zat-zat yang diperlukan oleh jaringan tubuh maka akan timbul tekanan dorongan ke seluruh pembuluh darah terutama arteri. Aliran darah ke jaringan melalui kapiler diatur oleh otot polos yang terdapat pada arteriole. Apabila jumlah darah yang dipompa oleh jantung dan yang mengalir ke seluruh jaringan tubuh lewat arteriole seimbang, maka tekanan darah di arteri seimbang. Namun, jika jumlah darah yang dipompa oleh jantung lebih banyak daripada yang keluar lewat arteriole, maka akan timbul masalah peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
Tekanan darah sistole maupun diastole merupakan salah satu indikator fungsi fisiologis jantung terutama untuk manusia. Tekanan daraj dapat diukur secara langsung dengan menempatkan alat pengukur pada arteri. Pengukuran tekanan darah sistole dan diastole dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan sabuk tekan dan sphygmomanometer
Tekanan darah umum pada orang dewasa untuk umur 20 tahun adalah 120/70 dengan satuan mm Hg. Tekanan darah sebesar 120 merupakan suatu gaya yang dapat mneopang sebuah kolom air raksa setinggi 120 mm Hg. Sphygmomanometer merupakan lembaran pengkat yang dapat digelembungkan dan terhubung dengan pengukur tekanan dan berfungsi untuk mengukur tekanan darah dalam arteri. Lembaran pengikat dililitkan di sekitar lengan atas dan dipompa sampai tekanan menutup arteri, sehingga tidak ada darah yang mnegalir melewatu daerah yang terikat. Ketika hal ini berlangsung, tekanan yang diberikan pengikat melebihi tekanan darah dalam arteri tersebut. Stetoskop memiliki fungsi untuk mendengarkan suara aliran darah di bawah pengikat. Jika arteri tertutup, maka tidak akan ada denyutan di bagian bawah. Pengikat secara perlahan-lahan dikempiskan sampai darah mulai mengalir ke lengan depan dan suara dari darah yang berdenyut ke dalam arteri bagian bawah ikatan itu dapat didengar dengan stetoskop. Hal ini terjadi ketika tekanan darah lebih besar dari tekanan yang diberikan  oleh pengikat. Tekanan pada titik ini merupakan tekanan sitolik, yaitu tekanan tinggi yang diberikan oelh kontraksi ventrikel. Pengikat kemudian dilonggarkan lebih jauh lagi sampai darah mengalir bebas melalui arteri, dan suara di bawah ikatan menjadi tidak terdengar kembali. Tekanan pada titik ini disebut dengan tekanan diastolik yang masih tersisa dalam arteri ketika jantung berelaksasi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.   Alat
-          Tensimeter (sphygmomanometer) dengan sabuk tekannya
-          Stetoskop

B.   Prosedur Praktikum
1.      Melilitkan sabuk tekan yang telah dilengkapi pompa dan tensimeter di atas sendi siku
2.      Meletakkan stetoskop pada bawah sabuk tekan tepat di atas arteri radialis
3.      Mendengarkan suara denyut jantung dengan menggunakan stetoskop
4.      Memompa sampai sabuk tekan menekan lengan dan suara jantung tidak terdengar lagi
5.      Mengendurkan sekrup pompa sehingga udara keluar dan memantau suara denyut jantung
6.      Melakukan pengukuran berulang pada aktifitas dan suhu yang berbeda

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.   Hasil Pengamatan
1.      Data hasil pengamatan
Sebelum Kegiatan
Setelah Kegiatan
No
Probandus
Umur
Sistole/
Diastole
No
Probandus
Umur
Sistole/ Diastole
1.
NY
23
95/65
1.
NY
23
120/80
2.
ST
23
110/75
2.
ST
23
115/64
3.
IL
23
97/64
3.
IL
23
120/80
4.
QM
23
102/60
4.
QM
23
103/60
5.
IIF
24
112/73
5.
IIF
24
119/82
6.
IDT
24
100/70
6.
IDT
24
120/70
7.
DDM
21
90/70
7.
DDM
21
140/80
8.
APK
22
110/70
8.
APK
22
120/70
9.
RZ
22
110/70
9.
RZ
22
120/80
10.
SL
23
100/80
10.
SL
23
130/72
11.
RL
25
110/90
11.
RL
25
135/95
12.
NR
24
100/70
12.
NR
24
130/100
13.
MR
25
100/80
13.
MR
25
130/80
14.
OT
23
100/66
14.
OT
23
108/67
15.
JA
24
110/73
15.
JA
24
113/78
16.
TU
24
109/85
16.
TU
24
111/56
17.
DS
23
106/73
17.
DS
23
91/51
18
ED
29
100/70
18.
ED
29
100/70
19.
RRS
24
110/70
19.
RRS
24
120/70
20.
SR
26
110/70
20.
SR
26
130/80
21.
IK
23
120/70
21.
IK
23
120/80
22.
AM
32
90/70
22.
AM
32
120/80
23.
FK
24
120/90
23.
FK
24
140/90
24.
RNC
23
92/70
24.
RNC
23
100/80
25.
RY
25
90/80
25.
RY
25
120/90
Total (∑)
2609/1811

Total (∑)
2558/1740
Rata-rata
104,36/72,44

Rata-rata
102,32/69,6
Standar Deviasi (SD)
8,7/7,4

Standar Deviasi (SD)
12,3 / 11,5

2.      Analisis data
1.      Pengujian Hipotesis Rata-rata dua populasi untuk tekanan sistole dan diastole sebelum dan sesudah berlari
a)      Hipotesis I
H0 : tidak ada perbedaan antara tekanan sistole sebelum dan sesudah berlari
Ha : ada perbedaan antara tekanan sistole sebelum dan sesudah berlari
Taraf signifikansi : α : 0.05
Statistik uji : Uji t
Kriteria keputusan = H0 ditolak jika p-value < 0.05
Hasil Analisis dengan menggunakan SPSS v. 16.0
Tabel 1. Data Hasil Uji Perbedaan Tekanan Darah Sistole Sebelum dan Sesudah Berlari (Lampiran 2)
b)     Hipotesis II
H0 : tidak ada perbedaan antara tekanan diastole sebelum dan sesudah berlari
Ha : ada perbedaan antara tekanan diastole sebelum dan sesudah berlari
Taraf signifikansi : α : 0.05
Statistik uji : Uji t
Kriteria keputusan = H0 ditolak jika p-value < 0.05
Hasil Analisis dengan Menggunakan SPSS v. 16
Tabel 2. Data Hasil Uji Perbedaan Tekanan Darah Diastole Sebelum dan Sesudah Berlari (Lampiran 2)

2.      Pengujian Hipotesis Rata-rata dua populasi untuk tekanan sistole dan diastole sebelum dan sesudah tangan dimasukkan ke dalam kulkas
a)      Hipotesis I
H0 : tidak ada perbedaan antara tekanan sistole sebelum dan sesudah tangan dimasukkan ke kulkas
Ha : ada perbedaan antara tekanan sistole sebelum dan sesudah tangan dimasukkan ke kulkas
Taraf signifikansi : α : 0.05
Statistik uji : Uji t
Kriteria keputusan = H0 ditolak jika p-value < 0.05
Hasil Analisis dengan menggunakan SPSS v. 16.0
Tabel 3. Data Hasil Uji Perbedaan Tekanan Darah Sistole Sebelum dan Sesudah Tangan Dimasukkan ke dalam Kulkas (Lampiran 2)
b)     Hipotesis II
H0 : tidak ada perbedaan antara tekanan diastole sebelum dan sesudah tangan dimasukkan ke kulkas
Ha : ada perbedaan antara tekanan diastole sebelum dan sesudah tangan dimasukkan ke kulkas
Taraf signifikansi : α : 0.05
Statistik uji : Uji t
Kriteria keputusan = H0 ditolak jika p-value < 0.05
Hasil Analisis dengan menggunakan SPSS v. 16.0
Tabel 4. Data Hasil Uji Perbedaan Tekanan Darah Diaistole Sebelum dan Sesudah Tangan Dimasukkan ke dalam Kulkas (Lampiran 2)

3.      Perbandingan Tekanan darah menurut umur
Tabel 5. Tekanan Darah Berdasarkan Umur
Rentang Umur
Jumlah
%
Rata-rata Tekanan Sistole
Rata-rata tekanan diastole
21-24
19
76 %
104,9
71.8
25-28
4
16 %
102,5
80
29-32
2
8 %
95
70

B.   Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu tubuh terhadap tekanan darah sistole dan diastole, dan mengetahui pengaruh aktifitas tubuh terhadap tekanan darah sistole dan diastole. Tekanan darah merupakan tekanan yang mendesak dinding arteri pada jantung ketika ventrikel kiri mengalami fase sistole dan kemudian diastole. Tekanan darah sistole adalah tekanan darah yang terekam selama kontraksi ventrikular, sedangkan tekanan darah diastole merupakan tekanan darah selama relaksasi ventrikular. Tekanan darah sistole dan diastole dapat digunakan sebagai indikator fungsi fisiologis jantung manusia. Pengukuran tekanan darah sistole dan diastole dapat dilakukan dengan bantuan alat yaitu sabuk tekan dan sphygmomanometer.
Praktikum ini melibatkan 25 probandus yang terdiri dari 3 laki-laki dan 22 perempuan. Masing-masing probandus diukur tekanan darah sistole dan diastole baik sebelum dan sesudah melakukan aktifitas. Aktifitas yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah berlari selama 10 menit dan memasukkan tangan ke dalam kulkas selama 5 menit. Berdasarkan hasil penelitian diketahu sebanyak 23 probandus mengalami peningkatan tekanan darah sistole, 1 probandus mengalami penurunan tekanan darah sistole, dan 1 probandus tidak mengalami perubahan tekanan darah sistole baik sebelum maupun sesudah melakukan aktifitas berlari. Sedangkan pada tekanan darah diastole, sebanyak 14 probandus mengalami peningkatan tekanan darah diastole, 4 probandus mengalami penurunan tekanan darah diastole, dan 7 probandus tidak mengalami perubahan tekanan darah diastole baik sebelum dan sesudah melakukan aktifitas berlari.
Berdasarkan hasil analisis uji perbedaan tekanan darah sistole sebelum dan sesudah berlari, menunjukkan perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sistole sebelum dan sesudah berlari. Perbedaan ini ditunjukkan pada nilai sig. Pada hasil uji perbedaan. nilai sig. pada uji menunjukkan nilai 0.00<0.05, sedangkan pada tekanan darah diastole tidak menunjukkan perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah berlari. Hal ini ditunjukkan pada nilai sig. pada hasil uji perbedaan yang menunjukkan nilai 0.190>0.05. Meskipun tidak dinyatakan adanya perubahan yang signifikan antara aktifitas berlari dengan tekanan darah diastole, namun secara umum terjadi peningkatan tekanan darah diastole pada probandus sesudah berlari.
Tekanan darah yang meningkat yang dialami oleh responden akibat melakukan aktifitas berupa berlari diakibatkan oleh sel tubuh yang memerlukan asupan oksigen yang banyak akibat saat melakukan aktifitas berupa berlari, metabolisme sel bekrja semakin cepat dan menghasilkan energi. Hal ini mengakibatkan peredaran darah di dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan jumlah darah yang dibutuhkan semakin banyak pula. Adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka dan vasokontriksi arteriol akan menyebabkan artei menyempit dan jantung bekerja lebih cepat sehingga volume darah meningkat dan tekanannya  akan meningkat pula.
Aktifitas yang dilakukan probandus yang diduga mempengaruhi tekanan darah sistole dan diastole adalah memasukkan tangan ke dalam kulkas selama 5 menit. Hal ini dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, tekanan sistole dari 30 probandus setelah memasukkan tangan ke dalam kulkas, sebanyak 18 probandus mengalami penurunan tekanan sistole, 1 mengalami peningkatan tekanan darah sistole, dan 6 probandus tidak mengalami perubahan tekanan sistole setelah memasukkan tangan ke dalam kulkas.
Setelah dilakukan analisis uji perbedaan, diperoleh nilai sig. sebesar 0.022<0.05. Berdasarkan nilai sig. ini maka dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan akibat kegiatan memasukkan tangan ke dalam kulkas dengan tekanan darah sistole. Hal ini juga berlaku pada tekanan darah diastole. Sebanyak 18 probandus mengalami penurunan tekanan darah diastole setelah memasukkan tangan ke dalam kulkas, 2 probandus mengalami peningkatan tekanan darah diastole, dan 5 probandus tidak mengalami perubahan tekanan darah diastole.
Analisis uji perbedaan pada tekanan diastole menunjukkan nilai sig. sebesar 0.002<0.05. Berdasarkan nilai sig. ini maka dapat dinyatakan bahwa akibat perlakuan tangan dke dalam kulkas mengakibatkan perbedaan tekanan adarah diastole secara signifikan. Pada saat tangan dimasukkan ke dalam kulkas, pembuluh darah akan mengalami fase kontraksi yang mengakibatkan pembuluh darah menyempit sehingga aliran darah akan mengalir lebih lambat. Aliran darah yang mengalir lebih lambat ini juga menurunkan volume darah yang dipompa pada setiap siklus peredaran darah, akibatnya tekanan darah menurun. Pada suhu yang dingin,metabolisme tubuh akan mneurun karena tubuh akan berusaha untuk mencegah panas tubuh agar tidak keluar ke lingkungan.
Pengukuran tekanan darah yang dilakukan tidak hanya melibatkan faktor aktifitas yang dilakukan oleh probandus, namun pengukuran tekanan darah juga memperhatikan umur dari probandus. Berdasarkan pengelompokan probandus berdasarkan umur, diperoleh sebanyak 76% probandus berada pada rentang usia 21-24 tahun, 16% berada pada rentang 25-28 tahun, dan 8% berada pada rentang umur 29-32 tahun. Berdasarkan pengelompokkan ini, dapat diketahui bahwa rata-rata tekanan darah pada rentang umur 21-24 tahun adalah 104,9/71,8 mmHg, umur 25-28 tahun adalah 102.5/80 mmHg, dan umur 29-32 tahun adalah 95/70 mmHg.

BAB V
SIMPULAN
A.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.      Aktifitas memberikan pengaruh  yang signifikan terhadap tekanan darah sistole, namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah diastole.
2.      Suhu memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan tekanan darah  baik sitole maupu diastole.

DAFTAR PUSTAKA
Djukri dan Heru N. 2014. Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut. Yogyakarta: PPs UNY.
Subagya, E. 2007. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesuda Terpapar Panas pada Pekerja Bagian Moulding Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah. FMIPA UNES.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar