BAB I
TUJUAN PRAKTIKUM
A.
Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui
pengaruh suhu tubuh terhadap tekanan darah sistole dan diastole.
2. Mengetahui
pengaruh aktifitas tubuh terhadap tekanan darah sistole dan diastole.
B.
Kompetensi Khusus
1. Mahasiswa
dapat melakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole.
2. Mahasiswa
dapat menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah sistole dan
diastole.
BAB II
DASAR TEORI
Organisme
multiseluler memiliki senuah sistem yang berfungsi untuk mendistribusikan darah
ke seluruh tubuh. Sistem tersebut disebut dnegan kardiovasa. Pendistribusian
darah ke seluruh tubuh ini berguna untuk mensuplai kebutuhan sel sebagai
struktur dasar fungsional kehidupan sehingga kelangsungan hidup organisme dapat
terjaga. Organ yang termasuk ke dalam sistem kardiovasa adalah jantung. Jantung
memiliki fungsi sebagai pompa darah. Darah yang dipompa oleh janung akan
mengalir melalui pembuluh darah (vasa) ke seluruh jaringan. Jantung yang memompa
darah selalu berkontraksi terus menerus dan ritmis. Kontraski jantung dapat
dirasakan hampir di seluruh pembuluh arteri berupa denyut nadi (pulsus). Denyut
atau pulsus ini dapat dijadikan sebuah indikator fungsi fisiologis hewan maupun
manusia.
Jantung memiliki
syaraf autonom yang terdiri dari syaraf simpatis dan parasimpatis. Syaraf
simpatis berfungsi meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi
jantung, sedangkan syaraf parasimpatis berperan sebaliknya. Rangsangan syaraf
simpatis akan mengakibatkan meningkatkan tekanan darah dan rangsangan syaraf
parasimpatis mengakibatkan tekanan darah menurun.
Berdasarkan
ukurannya, pembuluh darah (vaskuler) dikategorikan sebagai berikut : aorta,
arteri, kapiler, arteriola, venula, vena, dan vena cava. Struktur arteri
tersusun atas lapisan endotelium, jaringan ikat, dan otot polos. Struktur
arteriola tersusun atas endotelium dan otot polos. Struktur kapiler tersusun
atas endotelium.
Denyut nadi
dapat dirasakan melalui pembuluh darah superfisial, misalnya arteri radialis.
Aorta akan mengembang jika ventrikel berkontraksi, sehingga darah dari
ventrikel dapat tertampung dalam airta dan diteruskan ke arteri. Akibat
kontraksi jantung yang terus menerus dan secara ritmis dalam rangka mensuplai
kebutuhan zat-zat yang diperlukan oleh jaringan tubuh maka akan timbul tekanan
dorongan ke seluruh pembuluh darah terutama arteri. Aliran darah ke jaringan
melalui kapiler diatur oleh otot polos yang terdapat pada arteriole. Apabila
jumlah darah yang dipompa oleh jantung dan yang mengalir ke seluruh jaringan
tubuh lewat arteriole seimbang, maka tekanan darah di arteri seimbang. Namun,
jika jumlah darah yang dipompa oleh jantung lebih banyak daripada yang keluar
lewat arteriole, maka akan timbul masalah peningkatan tekanan darah atau
hipertensi.
Tekanan
darah sistole maupun diastole merupakan salah satu indikator fungsi fisiologis
jantung terutama untuk manusia. Tekanan daraj dapat diukur secara langsung
dengan menempatkan alat pengukur pada arteri. Pengukuran tekanan darah sistole
dan diastole dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan sabuk tekan dan
sphygmomanometer
Tekanan darah umum pada
orang dewasa untuk umur 20 tahun adalah 120/70 dengan satuan mm Hg. Tekanan
darah sebesar 120 merupakan suatu gaya yang dapat mneopang sebuah kolom air
raksa setinggi 120 mm Hg. Sphygmomanometer
merupakan lembaran pengkat yang dapat digelembungkan dan terhubung dengan
pengukur tekanan dan berfungsi untuk mengukur tekanan darah dalam arteri.
Lembaran pengikat dililitkan di sekitar lengan atas dan dipompa sampai tekanan
menutup arteri, sehingga tidak ada darah yang mnegalir melewatu daerah yang
terikat. Ketika hal ini berlangsung, tekanan yang diberikan pengikat melebihi
tekanan darah dalam arteri tersebut. Stetoskop memiliki fungsi untuk
mendengarkan suara aliran darah di bawah pengikat. Jika arteri tertutup, maka
tidak akan ada denyutan di bagian bawah. Pengikat secara perlahan-lahan
dikempiskan sampai darah mulai mengalir ke lengan depan dan suara dari darah
yang berdenyut ke dalam arteri bagian bawah ikatan itu dapat didengar dengan
stetoskop. Hal ini terjadi ketika tekanan darah lebih besar dari tekanan yang
diberikan oleh pengikat. Tekanan pada
titik ini merupakan tekanan sitolik, yaitu tekanan tinggi yang diberikan oelh
kontraksi ventrikel. Pengikat kemudian dilonggarkan lebih jauh lagi sampai
darah mengalir bebas melalui arteri, dan suara di bawah ikatan menjadi tidak
terdengar kembali. Tekanan pada titik ini disebut dengan tekanan diastolik yang
masih tersisa dalam arteri ketika jantung berelaksasi.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Alat
-
Tensimeter (sphygmomanometer)
dengan sabuk tekannya
-
Stetoskop
B.
Prosedur Praktikum
1. Melilitkan sabuk tekan yang telah
dilengkapi pompa dan tensimeter di atas sendi siku
2. Meletakkan stetoskop pada bawah sabuk
tekan tepat di atas arteri radialis
3. Mendengarkan suara denyut jantung
dengan menggunakan stetoskop
4. Memompa sampai sabuk tekan menekan
lengan dan suara jantung tidak terdengar lagi
5. Mengendurkan sekrup pompa sehingga
udara keluar dan memantau suara denyut jantung
6. Melakukan pengukuran berulang pada
aktifitas dan suhu yang berbeda
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1.
Data hasil pengamatan
Sebelum
Kegiatan
|
Setelah
Kegiatan
|
||||||
No
|
Probandus
|
Umur
|
Sistole/
Diastole
|
No
|
Probandus
|
Umur
|
Sistole/
Diastole
|
1.
|
NY
|
23
|
95/65
|
1.
|
NY
|
23
|
120/80
|
2.
|
ST
|
23
|
110/75
|
2.
|
ST
|
23
|
115/64
|
3.
|
IL
|
23
|
97/64
|
3.
|
IL
|
23
|
120/80
|
4.
|
QM
|
23
|
102/60
|
4.
|
QM
|
23
|
103/60
|
5.
|
IIF
|
24
|
112/73
|
5.
|
IIF
|
24
|
119/82
|
6.
|
IDT
|
24
|
100/70
|
6.
|
IDT
|
24
|
120/70
|
7.
|
DDM
|
21
|
90/70
|
7.
|
DDM
|
21
|
140/80
|
8.
|
APK
|
22
|
110/70
|
8.
|
APK
|
22
|
120/70
|
9.
|
RZ
|
22
|
110/70
|
9.
|
RZ
|
22
|
120/80
|
10.
|
SL
|
23
|
100/80
|
10.
|
SL
|
23
|
130/72
|
11.
|
RL
|
25
|
110/90
|
11.
|
RL
|
25
|
135/95
|
12.
|
NR
|
24
|
100/70
|
12.
|
NR
|
24
|
130/100
|
13.
|
MR
|
25
|
100/80
|
13.
|
MR
|
25
|
130/80
|
14.
|
OT
|
23
|
100/66
|
14.
|
OT
|
23
|
108/67
|
15.
|
JA
|
24
|
110/73
|
15.
|
JA
|
24
|
113/78
|
16.
|
TU
|
24
|
109/85
|
16.
|
TU
|
24
|
111/56
|
17.
|
DS
|
23
|
106/73
|
17.
|
DS
|
23
|
91/51
|
18
|
ED
|
29
|
100/70
|
18.
|
ED
|
29
|
100/70
|
19.
|
RRS
|
24
|
110/70
|
19.
|
RRS
|
24
|
120/70
|
20.
|
SR
|
26
|
110/70
|
20.
|
SR
|
26
|
130/80
|
21.
|
IK
|
23
|
120/70
|
21.
|
IK
|
23
|
120/80
|
22.
|
AM
|
32
|
90/70
|
22.
|
AM
|
32
|
120/80
|
23.
|
FK
|
24
|
120/90
|
23.
|
FK
|
24
|
140/90
|
24.
|
RNC
|
23
|
92/70
|
24.
|
RNC
|
23
|
100/80
|
25.
|
RY
|
25
|
90/80
|
25.
|
RY
|
25
|
120/90
|
Total (∑)
|
2609/1811
|
Total (∑)
|
2558/1740
|
||||
Rata-rata
|
104,36/72,44
|
Rata-rata
|
102,32/69,6
|
||||
Standar
Deviasi (SD)
|
8,7/7,4
|
Standar
Deviasi (SD)
|
12,3 /
11,5
|
2.
Analisis data
1.
Pengujian
Hipotesis Rata-rata dua populasi untuk tekanan sistole dan diastole sebelum dan
sesudah berlari
a)
Hipotesis I
H0
: tidak ada perbedaan antara tekanan sistole sebelum dan sesudah berlari
Ha :
ada perbedaan antara tekanan sistole sebelum dan sesudah berlari
Taraf
signifikansi : α : 0.05
Statistik
uji : Uji t
Kriteria
keputusan = H0 ditolak jika p-value < 0.05
Hasil
Analisis dengan menggunakan SPSS v. 16.0
Tabel 1. Data Hasil Uji Perbedaan Tekanan Darah
Sistole Sebelum dan Sesudah Berlari (Lampiran 2)
b)
Hipotesis
II
H0
: tidak ada perbedaan antara tekanan diastole sebelum dan sesudah berlari
Ha :
ada perbedaan antara tekanan diastole sebelum dan sesudah berlari
Taraf
signifikansi : α : 0.05
Statistik
uji : Uji t
Kriteria
keputusan = H0 ditolak jika p-value < 0.05
Hasil
Analisis dengan Menggunakan SPSS v. 16
Tabel 2. Data Hasil Uji Perbedaan Tekanan Darah
Diastole Sebelum dan Sesudah Berlari (Lampiran 2)
2.
Pengujian
Hipotesis Rata-rata dua populasi untuk tekanan sistole dan diastole sebelum dan
sesudah tangan dimasukkan ke dalam kulkas
a)
Hipotesis I
H0
: tidak ada perbedaan antara tekanan sistole sebelum dan sesudah tangan
dimasukkan ke kulkas
Ha :
ada perbedaan antara tekanan sistole sebelum dan sesudah tangan dimasukkan ke
kulkas
Taraf
signifikansi : α : 0.05
Statistik
uji : Uji t
Kriteria
keputusan = H0 ditolak jika p-value < 0.05
Hasil
Analisis dengan menggunakan SPSS v. 16.0
Tabel 3. Data Hasil Uji Perbedaan Tekanan Darah
Sistole Sebelum dan Sesudah Tangan Dimasukkan ke dalam Kulkas (Lampiran 2)
b)
Hipotesis
II
H0
: tidak ada perbedaan antara tekanan diastole sebelum dan sesudah tangan
dimasukkan ke kulkas
Ha :
ada perbedaan antara tekanan diastole sebelum dan sesudah tangan dimasukkan ke
kulkas
Taraf
signifikansi : α : 0.05
Statistik uji
: Uji t
Kriteria
keputusan = H0 ditolak jika p-value < 0.05
Hasil
Analisis dengan menggunakan SPSS v. 16.0
Tabel 4. Data Hasil Uji Perbedaan Tekanan Darah
Diaistole Sebelum dan Sesudah Tangan Dimasukkan ke dalam Kulkas (Lampiran 2)
3.
Perbandingan
Tekanan darah menurut umur
Tabel 5. Tekanan Darah Berdasarkan
Umur
Rentang Umur
|
Jumlah
|
%
|
Rata-rata Tekanan Sistole
|
Rata-rata tekanan diastole
|
21-24
|
19
|
76 %
|
104,9
|
71.8
|
25-28
|
4
|
16 %
|
102,5
|
80
|
29-32
|
2
|
8 %
|
95
|
70
|
B.
Pembahasan
Praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suhu tubuh terhadap tekanan darah sistole dan
diastole, dan mengetahui pengaruh aktifitas tubuh terhadap tekanan darah
sistole dan diastole. Tekanan darah merupakan tekanan yang mendesak dinding
arteri pada jantung ketika ventrikel kiri mengalami fase sistole dan kemudian
diastole. Tekanan darah sistole adalah tekanan darah yang terekam selama
kontraksi ventrikular, sedangkan tekanan darah diastole merupakan tekanan darah
selama relaksasi ventrikular. Tekanan darah sistole dan diastole dapat
digunakan sebagai indikator fungsi fisiologis jantung manusia. Pengukuran
tekanan darah sistole dan diastole dapat dilakukan dengan bantuan alat yaitu
sabuk tekan dan sphygmomanometer.
Praktikum ini melibatkan 25
probandus yang terdiri dari 3 laki-laki dan 22 perempuan. Masing-masing
probandus diukur tekanan darah sistole dan diastole baik sebelum dan sesudah
melakukan aktifitas. Aktifitas yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah berlari selama
10 menit dan memasukkan tangan ke dalam kulkas selama 5 menit. Berdasarkan
hasil penelitian diketahu sebanyak 23 probandus mengalami peningkatan tekanan
darah sistole, 1 probandus mengalami penurunan tekanan darah sistole, dan 1
probandus tidak mengalami perubahan tekanan darah sistole baik sebelum maupun
sesudah melakukan aktifitas berlari. Sedangkan pada tekanan darah diastole,
sebanyak 14 probandus mengalami peningkatan tekanan darah diastole, 4 probandus
mengalami penurunan tekanan darah diastole, dan 7 probandus tidak mengalami
perubahan tekanan darah diastole baik sebelum dan sesudah melakukan aktifitas
berlari.
Berdasarkan hasil analisis
uji perbedaan tekanan darah sistole sebelum dan sesudah berlari, menunjukkan
perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sistole sebelum dan sesudah
berlari. Perbedaan ini ditunjukkan pada nilai sig. Pada hasil uji perbedaan.
nilai sig. pada uji menunjukkan nilai 0.00<0.05, sedangkan pada tekanan
darah diastole tidak menunjukkan perubahan yang signifikan antara sebelum dan
sesudah berlari. Hal ini ditunjukkan pada nilai sig. pada hasil uji perbedaan
yang menunjukkan nilai 0.190>0.05. Meskipun tidak dinyatakan adanya
perubahan yang signifikan antara aktifitas berlari dengan tekanan darah
diastole, namun secara umum terjadi peningkatan tekanan darah diastole pada probandus
sesudah berlari.
Tekanan darah yang meningkat
yang dialami oleh responden akibat melakukan aktifitas berupa berlari
diakibatkan oleh sel tubuh yang memerlukan asupan oksigen yang banyak akibat
saat melakukan aktifitas berupa berlari, metabolisme sel bekrja semakin cepat
dan menghasilkan energi. Hal ini mengakibatkan peredaran darah di dalam
pembuluh darah akan semakin cepat dan jumlah darah yang dibutuhkan semakin
banyak pula. Adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka dan
vasokontriksi arteriol akan menyebabkan artei menyempit dan jantung bekerja
lebih cepat sehingga volume darah meningkat dan tekanannya akan meningkat pula.
Aktifitas yang dilakukan
probandus yang diduga mempengaruhi tekanan darah sistole dan diastole adalah
memasukkan tangan ke dalam kulkas selama 5 menit. Hal ini dilakukan untuk
menurunkan suhu tubuh. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, tekanan
sistole dari 30 probandus setelah memasukkan tangan ke dalam kulkas, sebanyak
18 probandus mengalami penurunan tekanan sistole, 1 mengalami peningkatan
tekanan darah sistole, dan 6 probandus tidak mengalami perubahan tekanan
sistole setelah memasukkan tangan ke dalam kulkas.
Setelah dilakukan analisis
uji perbedaan, diperoleh nilai sig. sebesar 0.022<0.05. Berdasarkan nilai
sig. ini maka dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan akibat
kegiatan memasukkan tangan ke dalam kulkas dengan tekanan darah sistole. Hal
ini juga berlaku pada tekanan darah diastole. Sebanyak 18 probandus mengalami
penurunan tekanan darah diastole setelah memasukkan tangan ke dalam kulkas, 2
probandus mengalami peningkatan tekanan darah diastole, dan 5 probandus tidak
mengalami perubahan tekanan darah diastole.
Analisis uji perbedaan pada
tekanan diastole menunjukkan nilai sig. sebesar 0.002<0.05. Berdasarkan
nilai sig. ini maka dapat dinyatakan bahwa akibat perlakuan tangan dke dalam
kulkas mengakibatkan perbedaan tekanan adarah diastole secara signifikan. Pada
saat tangan dimasukkan ke dalam kulkas, pembuluh darah akan mengalami fase
kontraksi yang mengakibatkan pembuluh darah menyempit sehingga aliran darah
akan mengalir lebih lambat. Aliran darah yang mengalir lebih lambat ini juga
menurunkan volume darah yang dipompa pada setiap siklus peredaran darah,
akibatnya tekanan darah menurun. Pada suhu yang dingin,metabolisme tubuh akan
mneurun karena tubuh akan berusaha untuk mencegah panas tubuh agar tidak keluar
ke lingkungan.
Pengukuran tekanan darah
yang dilakukan tidak hanya melibatkan faktor aktifitas yang dilakukan oleh
probandus, namun pengukuran tekanan darah juga memperhatikan umur dari
probandus. Berdasarkan pengelompokan probandus berdasarkan umur, diperoleh
sebanyak 76% probandus berada pada rentang usia 21-24 tahun, 16% berada pada
rentang 25-28 tahun, dan 8% berada pada rentang umur 29-32 tahun. Berdasarkan
pengelompokkan ini, dapat diketahui bahwa rata-rata tekanan darah pada rentang
umur 21-24 tahun adalah 104,9/71,8 mmHg, umur 25-28 tahun adalah 102.5/80 mmHg,
dan umur 29-32 tahun adalah 95/70 mmHg.
BAB V
SIMPULAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Aktifitas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah sistole,
namun tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah
diastole.
2. Suhu
memberikan pengaruh signifikan terhadap penurunan tekanan darah baik sitole maupu diastole.
DAFTAR PUSTAKA
Djukri dan Heru N.
2014. Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut. Yogyakarta:
PPs UNY.
Subagya, E. 2007. Perbedaan
Tekanan Darah Sebelum dan Sesuda Terpapar Panas pada Pekerja Bagian Moulding
Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah. FMIPA UNES.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar